Blok Berbagi Pengetahuan & Inspirasi Pendidikan

Facebook

test

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Minggu, 22 Maret 2020

LOCKDOWN MEMBOSANKAN, YUK CARI TAHU APA YANG BISA KITA LAKUKAN!

Penyebaran coronavirus secara global makin meluas. Virus yang lebih dikenal dengan nama Covid-19 ini sebenarnya merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia di Provinsi Hubei, China tahun 2019. Berdasarkan temuan tersebut, maka jenis coronavirus ini kemudian diberi nama Covid-19 yang merupakan singkatan dari Coronavirus Disease-2019. Dalam waktu singkat, penyebaran coronavirus menyebar di berbagai belahan dunia dengan jumlah korban yang tidak sedikit. Jumlah kasus terkontaminasi positif Covid-19 pertanggal 20 Maret 2020 sebanyak 242.713 kasus, sebanyak 9.867 orang meninggal dunia dan 84.962 orang sembuh (https://www.kompas.com).

Laju penyebaran coronavirus yang begitu cepat, memaksa sejumlah negara mengambil kebijakan lockdown termasuk Indonesia. Pengertian lockdown dalam kamus Cambridge, sebagaimana dikutip Kompas.com, Minggu (22 Maret 2020) menyatakan bahwa lockdown adalah situasi di mana orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan darurat. Beberapa negara yang telah memberlakukan lockdown diantaranya: China, Italia, Spanyol, Perancis, Irlandia, El-Savador, Belgia, Polandia, Argentina, Yordania, Belanda, Denmark, Malaysia, Filipina, Libanon, dan Singapura.

Khusus di Indonesia, penetapan daerah darurat corona dilakukan berdasarkan ada tidaknya pasien/warga masyarakat yang terindikasi positif corona baik berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Suspect. Penetapan tersebut dipahami oleh masyarakat dengan istilah lockdown. Penetapan kebijakan lockdown di beberapa daerah di Indonesia menjadi sesuatu hal yang dirindukan sekaligus membingungkan. Ketika beberapa provinsi telah menerapkan lockdown, maka provinsi lain merindukan hal yang sama. Alasannya, tentu karena masyarakat khawatir terserang virus tersebut. Seperti halnya Provinsi Gorontalo yang efektif menerapkan lockdown mulai hari ini, Senin (23 Maret 2020).

Beberapa minggu sebelum kebijakan tersebut diberlakukan, masyarakat khususnya di lingkungan pendidikan (siswa dan tenaga pendidik) gelisah menunggu kapan kebijakan tersebut diumumkan. Sedikit bebas dari tanggung jawab hadir fulltime disekolah menjadi mimpi yang selalu dinanti. Mungkin karena selama ini guru merasa sangat terbebani dengan berbagai tugas administrasi yang harus disiapkan oleh guru sebelum maupun sesudah mengajar. Pemberlakuan lockdown disambut dengan sukacita. Namun, dibalik sukacita ternyata guru masih dihadapkan pada masalah bagaimana seharusnya melaksanakan pembelajaran daring dan aplikasi apa yang paling baik digunakan. Kondisi ini memaksa para guru untuk belajar menguasai teknologi.

Hal yang sama juga dirasakan oleh peserta didik. Sebagian dari mereka menginginkan libur, namun sebagian yang lain malah kebingungan. Mereka menolak libur dengan alasan pembelajaran daring lebih sulit dari pada pembelajaran tatap muka. Alasan lainnya adalah mereka tidak punya data yang cukup untuk mengakses pembelajaran secara daring. Mereka juga merasa cepat bosan jika harus berada di dalam rumah secara terus-menerus selama dua minggu. Kita tentunya tidak menginginkan kebijakan lockdown berdampak pada tingginya tingkat stres pada anak-anak dan orang dewasa. Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, diantaranya:
  1. Tidak memaksa peserta didik menggunakan salah satu aplikasi pendukung video conferensi misalnya zoom, google meet, webex, skype, dll berhubung tidak semua peserta didik memiliki kemampuan ekonomi yang sama. Memaksa berarti menambah stres masyarakat (siswa dan wali murid). 
  2. Arahkan pembelajaran online/daring menggunakan aplikasi yang familiar seperti whatsapp dan facebook.
  3. Ajak anak-anak kita melakukan kegiatan yang mereka gemari untuk mengurangi stres, misalnya menggambar bersama orang tua, atau kegiatan lainnya yang tidak memerlukan akses keluar rumah.
  4. Arahkan mereka pada kegiatan literasi, misalnya menuliskan hal-hal yang mereka suka dan tidak suka selama lockdown dalam bentuk cerita berseri. Pada hari ke-14 akan terkumpul 14 cerita.
  5. Berkemah di halaman. Berdiam diri di dalam rumah tentunya sangat tidak menyenangkan, apalagi bagi anak-anak yang super aktif. Bermain rumah-rumahan/berkemah di halaman rumah dapat menjadi alternatif.
  6. Libatkan anak pada kegiatan masak-memasak. Mereka dengan senang hati akan membantu kita. Berilah mereka pilihan tentang menu apa yang mereka sukai untuk dimasak. Dengan demikian, kegiatan memasak akan menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi mereka.
  7. Bimbing anak-anak untuk belajar ilmu agama misalnya mengaji, menghafal surat-surat pendel Al-Quran, dan sholat berjamaah bersama orang tua.
  8. Mari membersihkan rumah secara gotong-royong. Anak-anak dapat belajar bagaimana menghargai harta benda yang mereka miliki dengan membersihkannya.
  9. Ayo, berkebun. Kegiatan berkebun menjadi alternatif lain untuk menghilangkan stres. Ajak anak-anak menanam bunga atau sayuran. Kegiatan ini dapat menyalurkan kejenuhan anak juga berfungsi sebagai media pembelajaran, semisal IPA tentang jenis-jenis tanaman, cara perkembangbiakan tumbuhan, dll.
  10. Beri keleluasaan kepada anak untuk berinteraksi dengan TIK, misalnya mengakses pembelajaran melalui youtube atau sekedar bermain game.
Demikianlah 10 hal yang dapat kita lakukan selama lockdown. Semoga bermanfaat dan dapat mengurangi rasa bosan. 


7 komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot