Mimpi indah wanita terus berlanjut. Ketika ia sudah merasa mapan dengan gaji yang diterimanya, maka ia akan mulai berpikir untuk menerima pasangan hidup. Saat menikah seorang wanita tentunya tidak pernah bermimpi tentang hal terburuk dalam hidupnya. Kaum wanita adalah makhluk yang menyukai kehidupan nyaman, serba indah, dan kadang suka instan. Mereka adalah kaum paling sering menggunakan emosi daripada logika. Wanita lebih emosional dibanding pria. Wanita lebih banyak menggunakan hati, sementara pria menggunakan otak.
Terkait dengan beberapa pernyataan tersebut, Gregorius Bhisma Adinaya menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan peryataan itu. Menurutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Basel di Switzerland, pernyataan "wanita menggunakan hati, sementara pria menggunakan otak" mungkin perlu diubah, karena keduanya menggunakan otak ketika berkaitan dengan emosi, walaupun wanita memang lebih perasa.
Itulah sebabnya mengapa para wanita terlihat sangat peka alias perasa. Hal ini juga yang menyebabkan sebagian besar wanita mudah stres karena tidak tahan tekanan berupa beban kerja yang berat atau masalah pribadi/ keluarga yang cukup besar. Tekanan yang menyebabkan banyak wanita mengalami stres terjadi pada tahun-tahun pertama pernikahan. Perubahan pola hidup dan kemampuan menyesuaikan diri dengan kebiasaan pasangan hidup serta keluarga yang lebih besar merupakan beban tersendiri bagi wanita. Tak jarang, banyak diantara mereka yang tahan kemudian bercerai di usia muda.
Lain halnya dengan para wanita yang sejak kecil sudah dibiasakan hidup mandiri. Mereka lebih kuat menghadapi tantangan hidup. Cinta yang besar terhadap pasangan dan keluaga juga memiliki andil cukup besar dalam mempertahankan rumah tangga. Sebagai contoh, adalah diri pribadi penulis. Tidak bermaksud riya' atau menyombongkan diri, tapi lebih kepada sharing pengalaman. Sebagai ASN (guru SD) sekaligus menjabat sebagai istri dan ibu dari 4 orang anak tanpa asisten rumah tangga, tentunya kebayang bagaimana padatnya rutinitas yang harus saya jalani setiap hari. Mulai dari bagaimana mengelola pekerjaan rumah tangga hingga harus profesional dalam tugas mengajar di kelas. Alhamdulillaah, dengan bekal kesabaran, ikhlas dan rasa cinta padda keluarga dan pekerjaan semua rintangan dapat dengan mudah saya lewati.
Jangan ditanya apakah rumahtangga saya bebas dari riak dan gelombang, bebas dari pasang surut. Tentunya rumahtangga sayapun sama dengan rumahtangga yang lain. Misalnya dalam masa lockdown akibat pandemi covid-19. Akibat pandemi ini saya harus bekerja ekstra semuanya dari rumah. Mulai dari menyiapkan makanan keluarga, hingga mengajar secara online. Terkadang saya sering keteteran mengatur jadwal. Maklum, saat semua anggota keluarga harus stay at home alias berdiam diri di rumah, maka konsekuansinya adalah saya harus bisa memenuhi request menu setiap anggota keluarga. Apa yang terjadi kemudian?
Tentunya cobek, hp dan laptop tidak boleh bermusuhan. Terkadang seorang ibu memberi pilihan pada anggota keluarga terkait menu yang harus disiapkan. Tawar menawar selalu menjadi lagu garing setiap hari. Untungnya saya tak pernah bermusuhan dengan cobek, hp, ataupun laptop. Ketika cobek harus bergoyang menghaluskan bumbu menu yang terdengar asing, maka hp dan laptop dengan setia menuntun saya kepada menu yang di request. Alhamdulilaah pertemanan setia saya dengan ketiganya tak pernah bermasalah. Semoga cobek, hp dan laptop akan terus menjadi teman setiaku dalam menjalani hidup sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga yang baik.💪😊
Daftar Pustaka
https://nationalgeographic.grid.id/read/13909727/penelitian-mengungkap-bahwa-perempuan-lebih-emosional-daripada-lelaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar