Blok Berbagi Pengetahuan & Inspirasi Pendidikan

Facebook

test

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 13 April 2020

Rahasia Menulis Buku dalam Seminggu


Kegiatan Belajar Menulis Online Gelombang 5 malam ini mengambil tema “Menulis Buku dalam Seminggu dari Seminar Virtual di Youtube”. Narasumber hebat yang dihadirkan Om Jay kali ini adalah Prof. Eko Indrajit. Siapakah prof. yang akrab disapa Richard ini? Berikut adalah biodata singkat beliau. 

Richardus Eko Indrajit. Tokoh teknologi informasi yang lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Selain sebagai pakar teknologi yang berbakat, beliau juga merupakan narasumber berbagai seminar, seorang akademisi seklaigus penulis puluhan buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional

Prof. Eko Indrajit memulai karir di dunia teknologi sejak duduk di bangku kuliah. Menuntaskan pendidikan di ITS, seolah haus akan ilmu, ia kemudian melanjutkan pendidikan di berbagai macam universitas seperti Harvard University, University of the City of Manyla, Maastricht School of Management, Leicester University, dan London School of Public Relations.

Sekembalinya dari luar negeri, ayah dari tiga anak ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Namun, ia lantas memutuskan keluar untuk mendirikan sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi independen yang membantu banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintahan.

Dia aktif pula membantu pemerintah dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari penunjukan sebagai Widya Iswara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang diikuti dengan berperan sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Sekretaris Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Staf Khusus Balitbang Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat Teknologi Informasi dan Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.

Saat ini ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menakhodai institusi pengawas internet Indonesia ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan Riset Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).

Selain aktif sebagai konsultan teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany Retno Putri ini juga menjadi akademisi di beberapa universitas; Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin University of Technology, Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan IPMI-Monash University. Tak hanya pandai di bidang pendidikan serta profesional, Richard juga pandai dalam organisasi.

Kini, ia menjabat sebagai Presiden Association of Higher Learning Institution in Computing and Information Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari 700 universitas dan 1.500 program studi di seluruh Indonesia dan President of International Association of Software Architect. Seolah tak pernah padam semangatnya, Richard juga telah banyak menelurkan karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh judul buku dan ratusan jurnal nasional
di bidang:
1.    bisnis,
2.    manajemen
3.    teknologi informasi
4.    perbankan dan keuangan
5.    telekomunikasi
6.    manufaktur
7.    ritel dan distribusi
8.    penerbangan
9.    industri berbasis layanan lain minyak dan gas
10. transportasi
11. pendidikan
12. kesehatan, dan
13. ilmu komputer dan sistem informasi dari ABFI Institute Perbanas

Waaah…tokoh yang Om Jay hadirkan malam ini benar-benar luar biasa dan sangat menginspirasi. Saya semakin penasaran bagaimana tips dan trik  beliau yang memiliki sejuta kesibukan dibanding saya yang tidak ada apa-apanya mampu menjadi orang hebat dan memiliki karya-karya yang luas biasa.

Sebelum memulai kisahnya Prof. Eko mengungkapkan latar belakang pertemuan kami dengan beliau karena peristiwa pandemi yang membuat semua orang harus berkarya dan bekerja dari rumah. Beliau juga menyampaikan bahwa hal yang terpenting adalah menjaga stamina tubuh agar tetap fit, sehingga tidak mudah terserang virus covid-19.

“Saya sudah mengajar sejak di Sekolah Dasar”, ujar Prof. Eko mengawali kisahnya pada kuliah malam ini. Menurut beliau yang besar di kota terpencil Dumai di Riau, mengajar sudah menjadi hobbynya sejak kecil. Sehingga tidak ada hari tanpa mengajar. Hal yang diajarkanpun bermacam-macam mulai dari hal yang kecil, misalnya mengajar sandi-sandi pramuka, cara main sulap kartu, membuat perangkat elektronik, dan masih banyak lagi. Hingga akhirnya beliau menjadi dosen sekaligus konsultan seperti sekarang ini. “Mengajar dan berbagi ilmu sudah menjadi DNA dalam tubuh saya”, demikian ungkap Prof. Eko.

Beliau melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat covid beliau tidak mengajar secara tatap muka. “Kalau tidak mengajar, stamina menurun, kalau stamina menurun, saya bisa tertular virus”. Waah pernyataan Prof. Eko ini membuat saya tertegun. Bagaimana tidak, penyataan beliau sangat bertentangan dengan pendapat saya dan teman-teman lain tentunya. Kami justru sengaja menghindari kegiatan mengajar secara tatap muka agar terhindar dari covid, eeh…Prof. Eko malah sebaliknya. Maksudnya apa ya, saya semakin penasaran saja mendengarkan kisahnya.

Ternyata, pada hari kelima lockdown dirumah beliau nekad mengajar via streaming YouTube. Beliau tak peduli ada atau tidak yang menonton, yang penting tetap mengajar agar semangat. Sehingga dibuatlah EKOJI CHANNEL di YouTube beliau. Pada awalnya tanggal 20 Maret 2020 beliau mengadakan seminar virtual secara gratis, namun jika ada yang mau pesan e-sertifikat dikenakan biaya tambahan Rp 10.000,- untuk membayar teman-teman yang membantu administrasi. Ketika seminar pertama tersebut dilaksanakan beliau sangat terkejut karena peserta yang ikut 600 orang, dan yang menonton YouTube beliau sudah 6.000 orang untuk tema pertama berjudul “DIGITAL MINDSET”. Beliau lebih terkejut lagi Ketika satu seminar yang memesan sertifikat mencapai 1.116 orang. “Wuih, tiba-tiba saya mendapat 11 juta dalam sehari”. Ungkap Prof. Eko. Waaah…benar-benar angka yang sangat fantastis. Bagaimana caranya ya, saya bisa seperti Prof. Eko hehehe.

Selanjutnya Prof. Eko menjelaskan bahwa sejak tanggal 24 Maret 2020 hingga sekarang, setiap hari mulai pukul 8 pagi beliau melakukan seminar selama 1-2 jam di YouTube Streaming untuk siapa saja yang tertarik. Hal yang melatarbelakangi ide membuat seminar di YouTube menurut beliau cukup sederhana. Ide tersebut didasari oleh kenyataan bahwa setiap dosen harus membuat laporan kum untuk kenaikan jabatan akademik yang diperoleh dengan cara mengikuti seminar dengan bukti sertifikat. Berhubung ada pandemi, maka semua seminar tatap muka dibatalkan. Keadaan tersebut mengakibatkan 2 dampak. Yang pertama, dosen tidak bisa mendapatkan sertikat sehingga akan kesulitan naik jabatan akademik dan yang kedua dampak pada Prof. Eko sendiri, yaitu kehilangan pemasukan. Kok bisa ya, prof.? Ternyata pemasukan yang diperoleh Prof. Eko dari seminar, workshop, lokakarya, konsultasi  dan sebagainya adalah sebesar 70 persen.

Ternyata  yang mengikuti seminar online beliau di YouTube 80 persen adalah mereka yang pernah membeli buku-buku karya beliau sejak tahun 1998. Kilas balik awal beliau menulis buku diungkapkannya karena disuruh mahasiswa, karena ada krisis ekonomi tahun 1998. Krisis tersebut berdampak pada ketidaksanggupan mahasiswa S2 membeli buku dalam mata uang Dollar. Akhirnya beliau membuat buku dan yang pertama terbit adalah RINGKASAN dari 50 buku bahasa Inggris yang dipinjamnya dari perpustakaan guna meringankan beban mahasiswa yang beliau ajar pada saat itu. Buku tersebut berjudul Manajemen Sisten dan Teknologi Informasi. Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Ternyata buku tersebut kemudian menjadi best seller. Hal inilah yang kemudian mengubah hobby Prof. Eko yang tadinya ketagihan mengajar menjadi ketagihan menulis. Menurut beliau, dulu ia spesialis menulis bunga rampai. Setiap ada satu hal yang menarik perhatian beliau jelaskan dalam satu halaman ringkas. Sebelum tidur menulis satu halaman. Sama seperti yang Om Jay lakukan menulis di blog.

Jika satu malam kita rutin menulis satu halaman, maka dalam tiga bulan akan ada sekitar seratus halaman. Artinya dalam waktu tiga bulan kita sudah bisa menerbitkan satu buah buku. Sebagai motivasi buat kami semua, Prof. Eko menyampaikan bahwa sekarang beliau sudah menulis lebih dari 75 buku yang sudah diterbitkan dan ratusan artikel. Pada era milenium, kebanyakan beliau membagikan buku dan tulisan secara gratis, yang bisa didownload free di mana-mana, seperti di situs academia, di situs eko.id, dan lain-lain.

Waah…Prof. Eko benar-benar mengagumkan. Semangat saya untuk menulis malam ini semakin terbakar. Saya harus bisa menulis satu malam satu halaman, seperti yang diungkapkan tadi oleh beliau. Tapi bagaimana bisa ya saya menulis satu buku dalam satu minggu? Apa saya tidak puyeng terus berada di depan laptop mengetik huruf demi huruf? Yang pasti saya akan bosan. Tiga bulan saja saya masih mikir untuk kerja keras menuntaskannya, apalagi seminggu? Pasti ada trik jitunya!  

Pertanyaan yang sama juga diungkapkan oleh Isminatun dari Sukoharjo, “Bagaimana caranya menulis buku dalam seminggu?” Caranya mudah. Menurut Prof. Eko, kita harus mendisrupsi diri sendiri. Disrupsi diri sendiri itu apa ya? Kok saya baru dengar istilah tersebut. Yaa…mungkin karena selama ini saya kurang baca. Ditengah kebingungan saya memikirkan arti disrupsi, Prof. Eko kemudian mengarahkan kami untuk membuka EKOJI CHANNEL. Segera kursor saya arahkan pada tab baru, menuju EKOJI CHANNEL dan taraa…langsung SUBSCRIBE hehehe.  
Eitss…tunggu dulu. Bukan cuma subscribe aja ya! Harus melihat presentasi Prof. Eko semenjak tanggal 20 Maret 2020 yang lalu. Kami diminta untuk memilih salah satu yang paling menarik perhatian (relative siih), “anda SUKA dan KUASAI” ujar Prof. Eko memberi penekanan. Oke siap, prof.! Eiits…masih ada lagi! Prof. Eko memberi kami waktu satu minggu untuk menjawab pertanyaan sederhana mengenai topik yang dibahas, yaitu 5W1H. Beliau kemudian memberikan contoh. Misalnya judulnya DIGITAL MINDSET. Maka kami harus menjawab pertanyaan dalam bentuk tulisan  sebagai berikut.
1.     Apa yang dimaksud dengan digital mindset?
2.     Mengapa digital mindset diperlukan?
3.     Siapa yang harus berubah mindsetnya?
4.     Dimana digital mindset harus diterapkan?
5.     Kapan digital mindset diterapkan?
6.     Bagaimana cara menerapkannya?

Tugas tersebut harus kami jawab satu hari satu pertanyaan. Dalam enam hari sudah harus tuntas, sehingga pada hari ketujuh sudah disetor kepada beliau. By the way, kok saya berasa jadi mahasiswa lagi ya…hehehe.  Tenang…menurut Prof. Eko kami tidak harus banyak mikir, karena semuanya sudah dipaparkan dalam presentasi. Tinggal kami bahasakan saja sesuai apa yang kami pahami.

Beliau juga menjelaskan bahwa dalam menulis kita tidak harus selalu berpatokan pada 5W1H. Konsep 5W1H hanya digunakan untuk penulis awal yang ingin belajar menulis. Karena sifatnya deskriptif, tapi sangat filosofis. Setiap isu apapun, secara filsafat harus dapat dijelaskan dalam 5W1H. Jika sudah terbiasa menulis deskriptif, barulah mulai menulis yang sifatnya: eksploratif, komparatif, argumentatif, persuasif, dan lain sebagainya. Musuh menulis adalah diri sendiri. Motivasi hanya dapat dibangun dari dalam diri sendiri. Oleh karena itu sekali lagi Prof. Eko menekankan, pilihlah sesuatu yang anda SUKAI dan KUASAI. Kalau sudah terbiasa dengan 5W1H, lainnya akan menjadi mudah. Hal ini didasarkan pada pengalaman beliau sendiri.

Tiba-tiba disela pemaparan materi Prof. Eko mengajukan tawaran kepada kami para peserta belajar menulis. Dihari ketujuh beliau akan menambahkan beberapa hal disana sini pada tulisan beliau. Kemudian akan langsung diterbitkan dengan e-ISBN resmi dari perusahaan publikasi beliau di Yogyakarta yaitu CV PREINEXUS yang bermitra dengan penerbit lama Graha Ilmu. Beliau juga menawarkan kepada kami untuk jadi penulis pertamanya, beliau penulis kedua. Kalau ternyata e-bukunya laku (jual di situs EKOJI CHANNEL dengan harga murah meriah, yang penting banyak yang beli), dan agar lebih menarik motivasi kami beliau kemudian menambahkan bahwa semua royalty jadi milik kami. Kalau ternyata banyak yang laku, kita terbitkan versi kedua dalam bentuk fisik sehingga dapat ISBN. Bagaimana, tertarikkkk? Tawar  Prof. Eko kepada kami. “Saya mau lelang judulnya malam ini…” ujar beliau. Mr. BamS, selaku moderator diminta untuk memimpin lelang. Jika terdapat 3 judul yang sama, menurut beliau lebih baik. Jadi pengarangnya 4 orang plus Prof. Eko. Rejeki dibagi tiga penulis…tawar beliau lagi. Waduuuuh…mau dong ikutan prof. Sudah gratis, bisa dapat rejeki lagi. Ayo..teman-teman, semangat…siapa lagi yang mau?

Ketika ditanya lebih enak mana antara jadi penulis atau YouTuber (Ridwan Nurhadi)? Beliau menjawab, kombinasi keduanya. Jika Sabtu Minggu beliau menulis, sementara di hari lain beliau jadi YouTuber. Menurut Prof. Eko buku dan YouTube adalah MARKETING BROCHURE atau MARKETING TOOLS. Karena orang mengenal kita, baru mereka mengundang kita untuk bicara di acara mereka. Dari situlah kemudian beliau menghidupi keluarganya hingga saat ini. Pertanyaan berikutnya dari Bambang Purwanto (Bandung), Apa yang menjadi modal utama Prof. sehingga menjadi kekuatan bagi guru yang mau belajar menulis  untuk terus bisa menulis seperti prof. lakukan? Prof. Eko menjawab, bahwa waktu kecil ia bercita-cita ingin keliling Indonesia melihat keindahan kotanya dengan gratis. Setelah jadi penulis, tiba-tiba undangan seminar kesana sini menggila. Akhirnya tahun 1998 sampai 2003 beliau sudah berkunjung ke 27 provinsi Ketika itu. Cita-citanya kemudian berubah, ingin keliling dunia, dibayarin orang lain. Maka mulailah beliau mengunggah tulisan serta powerpoint (biasanya dalam bahasa Inggris) ke internet.  Walhasil, beliau malah dapat undangan dari luar negeri. Sejak saat itulah ia mulai keliling dunia hingga saat ini sudah mencaapai 73 negara. Beliau mengatakan motivasi beliau keliling dunia adalah ingin melihat keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Masih lebih dari 100 negara yang ingin beliau kunjungi, itulah sebabnya hingga kini ia tetap menulis dan jadi YouTuber.

Ditanya apa tipsnya hingga bisa menulis 1 buku dalam satu minggu, beliau menjawab agar kami tidak usah banyak baca teorinya. Tetapi ayo langsung terjun bersama beliau, buka EKOJI CHANNEL, pilih judul, wa beliau secara pribadi, langsung tulis. Seminggu pasti jadi, langsung dibimbing oleh beliau. Wauww…keren. Beliau juga menyampaikan bahwa kita boleh membuat cerita yang berbeda-beda dalam satu buku. Misalkan judulnya DIGITAL MINDSET: Dilihat dari Berbagai Perspektif. Terkait dengan bagaimana kita mengelola waktu untuk menulis dengan jadwal yang sibuk, Prof. Eko memberikan tips bahwa jika kita menyenangi apa yang kita lakukan, pasti waktu dapat kita alokasikan. Semua berawal dari kebiasaan. Misalnya membiasakan diri untuk menulis sebelum tidur. Dengan menulis, kita akan meninggalkan legacy untuk anak cucu nanti. Sehingga jika suatu saat mereka mengecek siapa kakek atau kakek buyutnya, bisa tercatat di internet. Itulah gaya hidup 1.000 tahun lagi. Ungkap beliau dengan sedikit bercanda.

Dari pertanyaan yang diajukan oleh Bapak Sius tentang keberlangsungan semua kegiatan yang dilakukan secara online pasca pandemi, beliau berpendapat bahwa akan ada perubahan besar-besaran  dalam system Pendidikan kita pasca pandemi. Teknologi akan banyak digunakan dalam pembelajaran. Beliau menambahkan bahwa keadaan ini sudah beliau prediksi sejak 15 tahun yang lalu. Tapi tidak menyangka, kita akan belajar e-learning bukan karena memanfaatkan peluang, tapi karena kita mendapatkan masalah pandemi. Selanjutnya Prof. Eko memberikan kami beberapa kejutan. Pertama beliau mengirimkan kami 3 buku pertama beliau yang dicetak ulang Kembali belakangan ini. Beliau meminta kami untuk meneliti ketiga buku tersebut yang isinya ternyata menjelaskan satu buah gambar/kerangka.

 Selanjutnya Prof. Eko memberi penjelasan untuk jawaban pertanyaan Ibu Sumarni. Menulis adalah cara kita menyampaikan buah pikiran lewat tulisan. Jadi bagi saya semua tulisan adalah baik, karena dilakukan dari hati. Ibu pasti punya banyak hal yang ingin diceritakan kepada orang lain. Tulis saja apa yang ada di kepala kita. Ndak usah takut. Kualitas menulis itu ditentukan oleh pembacanya. Dan pembaca itu macem-macem. Kualitas menulis adalah masalah jam terbang. Lama-lama jadi bagus sendiri.... jaman sekarang, tulisan tidak perlu terkoordinir. Masukin aja ke internet, maka nanti akan terkoordinir sendiri. Karena dalam dunia maya, berlaku data yang unstructured dibandingkan dengan structured. Menulis blog seperti yang disampaikan Oom Jay adalah sangat baik. Saya selain menulis, senang juga bikin puisi dan lagu kok.... apapun yang ingin saya sharing, saya tulis. Satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah (menurut saya), buatlah tulisan yang tidak membuat orang lain sedih karena kita menyampaikan hal-hal yang buruk atau jelek.... menulis hal-hal yang buruk kalau bagi saya mendatangkan energi negatif.... malah akan mengganggu kehidupan masa kini dan mendatang....

Agar menulis tetap focus, Prof. Eko memberikan tipsnya agar jangan terlalu lama menulis. Kecuali kita hendak membuat penelitian atau tulisan dokumenter. Paling lama 100 hari harus sudah jadi. Kalau terlalu lama kita akan kehilangan fokus, dan ilmu yang mau kita sharing sudah berkembang dan berganti lagi isunya. Pilihlah satu judul yang lagi trend, bahas dari sisi yang belum pernah terlihat orang lain atau istilah kerennya ANTI MAINSTREAM. Adapun trik khusus agar kita tidak buntu ide, ketika ide itu muncul dan sedang menggebu-gebu, tulislah sampai tuntas.

Diakhir pemaparan materi Prof. Eko berpesan seperti apa yang sering Om Jay sampaikan: tulis aja dan buktikan apa yang terjadi. Beliau akan menunggu peserta belajar menulis yang tertarik membuat ringkasan tentang apa yang disampaikan beliau di YouTube channel…menulis berdua dan langsung terbitkan. Waaoo…benar-benar tantangan yang cukup berat. Bagaimana teman-teman, kita terima tantangan dari Prof. Eko? Selamat berjuang dan berkarya.

Beberapa hal yang dapat kita simpulkan dari pembelajaran malam ini adalah:
1. Pandai-pandailah membaca situasi dan peluang, banyaknyalah membaca dan belajar dari pengalaman orang-orang sukses sebelum kita.
2.    Biasakan menulis satu halaman sebelum tidur. seperti yang Om Jay lakukan menulis di blog.
3.    Gunakan konsep 5W1H untuk penulis awal yang ingin belajar menulis. Karena sifatnya deskriptif, tapi sangat filosofis. Setiap isu apapun, secara filsafat harus dapat dijelaskan dalam 5W1H.
4.     Pilihlah sesuatu yang anda SUKAI dan KUASAI untuk di tulis.
5.     Cobalah menulis sesuatu yang ANTI MAINSTREAM berdasarkan keadaan/isu yang lagi trend.
6.     Tetap jaga fokus dalam menulis, jangan banyak baca teorinya. Tetapi ayo langsung tuliskan.
7.     Jangan terlalu lama menulis, kecuali kita hendak membuat penelitian atau tulisan dokumenter
8.  Agar tidak mengalami buntu ide, ketika ide itu muncul dan sedang menggebu-gebu, tulislah sampai tuntas.

Demikian resume belajar malam ini. Semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih Om Jay, terima kasih Prof. Eko untuk sharing ilmu gratisnya malam ini. Semoga menjadi ladang amal dan beroleh berkah dari ALLAH SWT. Aamiin.
Referensi



2 komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot