Kegiatan Belajar Menulis Online
Gelombang 5 malam ini mengambil tema “Menulis Buku dalam Seminggu dari Seminar Virtual di
Youtube”. Narasumber hebat yang dihadirkan Om Jay kali ini adalah Prof. Eko Indrajit. Siapakah prof. yang akrab disapa Richard ini? Berikut adalah biodata singkat beliau.
Richardus Eko Indrajit. Tokoh teknologi informasi yang lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Selain sebagai pakar teknologi yang berbakat, beliau juga merupakan narasumber berbagai seminar, seorang akademisi seklaigus penulis puluhan buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional
Richardus Eko Indrajit. Tokoh teknologi informasi yang lahir di Jakarta, 24 Januari 1969. Selain sebagai pakar teknologi yang berbakat, beliau juga merupakan narasumber berbagai seminar, seorang akademisi seklaigus penulis puluhan buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional
Prof. Eko Indrajit
memulai karir di dunia teknologi sejak duduk di bangku kuliah. Menuntaskan
pendidikan di ITS, seolah haus akan ilmu, ia kemudian melanjutkan pendidikan di
berbagai macam universitas seperti Harvard University, University of the City of
Manyla, Maastricht School of Management, Leicester University, dan London
School of Public Relations.
Sekembalinya dari luar negeri, ayah dari tiga anak ini sempat bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Namun, ia lantas memutuskan keluar untuk mendirikan sebuah perusahaan konsultan teknologi informasi independen yang membantu banyak perusahaan baik swasta maupun pemerintahan.
Dia aktif pula membantu pemerintah dalam sejumlah penugasan. Dimulai dari penunjukan sebagai Widya Iswara Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), yang diikuti dengan berperan sebagai Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Sekretaris Jendral Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Staf Khusus Balitbang Departemen Komunikasi dan Informatika, Staf Khusus Bidang Teknologi Informasi Badan Narkotika Nasional, dan Konsultan Ahli Direktorat Teknologi Informasi dan Unit Khusus Manajemen Informasi Bank Indonesia.
Saat ini
ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menakhodai institusi pengawas
internet Indonesia ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on
Internet Infrastructure) dan menjadi anggota aktif dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Dewan Riset
Nasional (DRN), dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT).
Selain aktif
sebagai konsultan teknologi informasi, suami dari Elisabeth Dhany Retno Putri
ini juga menjadi akademisi di beberapa universitas; Universitas Indonesia,
Universitas Katolik Atmajaya, Bina Nusantara University, Curtin University of
Technology, Universitas Trisakti, Edith Cowan University, dan IPMI-Monash
University. Tak hanya pandai di bidang pendidikan serta profesional, Richard
juga pandai dalam organisasi.
Kini, ia menjabat sebagai Presiden Association of Higher Learning Institution in Computing and Information Technology Studies dimana ia memimpin lebih dari 700 universitas dan 1.500 program studi di seluruh Indonesia dan President of International Association of Software Architect. Seolah tak pernah padam semangatnya, Richard juga telah banyak menelurkan karyanya. Tercatat lebih dari tiga puluh judul buku dan ratusan jurnal nasional di bidang:
1.
bisnis,
2.
manajemen
3.
teknologi informasi
4.
perbankan dan keuangan
5.
telekomunikasi
6.
manufaktur
7.
ritel dan distribusi
8.
penerbangan
9.
industri berbasis layanan
lain minyak dan gas
10. transportasi
11. pendidikan
12. kesehatan, dan
13. ilmu komputer dan sistem informasi dari ABFI Institute Perbanas
Waaah…tokoh
yang Om Jay hadirkan malam ini benar-benar luar biasa dan sangat menginspirasi.
Saya semakin penasaran bagaimana tips dan trik
beliau yang memiliki sejuta kesibukan dibanding saya yang tidak ada
apa-apanya mampu menjadi orang hebat dan memiliki karya-karya yang luas biasa.
Sebelum memulai
kisahnya Prof. Eko mengungkapkan latar belakang pertemuan kami dengan beliau
karena peristiwa pandemi yang membuat semua orang harus berkarya dan bekerja
dari rumah. Beliau juga menyampaikan bahwa hal yang terpenting adalah menjaga
stamina tubuh agar tetap fit, sehingga tidak mudah terserang virus covid-19.
“Saya sudah
mengajar sejak di Sekolah Dasar”, ujar Prof. Eko mengawali kisahnya pada kuliah
malam ini. Menurut beliau yang besar di kota terpencil Dumai di Riau, mengajar
sudah menjadi hobbynya sejak kecil. Sehingga tidak ada hari tanpa mengajar. Hal
yang diajarkanpun bermacam-macam mulai dari hal yang kecil, misalnya mengajar
sandi-sandi pramuka, cara main sulap kartu, membuat perangkat elektronik, dan
masih banyak lagi. Hingga akhirnya beliau menjadi dosen sekaligus konsultan
seperti sekarang ini. “Mengajar dan berbagi ilmu sudah menjadi DNA dalam tubuh
saya”, demikian ungkap Prof. Eko.
Beliau
melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat covid beliau tidak mengajar secara tatap
muka. “Kalau tidak mengajar, stamina menurun, kalau stamina menurun, saya bisa
tertular virus”. Waah pernyataan Prof. Eko ini membuat saya tertegun. Bagaimana
tidak, penyataan beliau sangat bertentangan dengan pendapat saya dan
teman-teman lain tentunya. Kami justru sengaja menghindari kegiatan mengajar
secara tatap muka agar terhindar dari covid, eeh…Prof. Eko malah sebaliknya. Maksudnya
apa ya, saya semakin penasaran saja mendengarkan kisahnya.
Ternyata, pada
hari kelima lockdown dirumah beliau nekad mengajar via streaming YouTube.
Beliau tak peduli ada atau tidak yang menonton, yang penting tetap mengajar
agar semangat. Sehingga dibuatlah EKOJI CHANNEL di YouTube beliau. Pada awalnya
tanggal 20 Maret 2020 beliau mengadakan seminar virtual secara gratis, namun
jika ada yang mau pesan e-sertifikat dikenakan biaya tambahan Rp 10.000,- untuk
membayar teman-teman yang membantu administrasi. Ketika seminar pertama
tersebut dilaksanakan beliau sangat terkejut karena peserta yang ikut 600
orang, dan yang menonton YouTube beliau sudah 6.000 orang untuk tema pertama
berjudul “DIGITAL MINDSET”. Beliau lebih terkejut lagi Ketika satu seminar yang
memesan sertifikat mencapai 1.116 orang. “Wuih, tiba-tiba saya mendapat 11 juta
dalam sehari”. Ungkap Prof. Eko. Waaah…benar-benar angka yang sangat fantastis.
Bagaimana caranya ya, saya bisa seperti Prof. Eko hehehe.
Selanjutnya
Prof. Eko menjelaskan bahwa sejak tanggal 24 Maret 2020 hingga sekarang, setiap
hari mulai pukul 8 pagi beliau melakukan seminar selama 1-2 jam di YouTube
Streaming untuk siapa saja yang tertarik. Hal yang melatarbelakangi ide membuat
seminar di YouTube menurut beliau cukup sederhana. Ide tersebut didasari oleh kenyataan
bahwa setiap dosen harus membuat laporan kum untuk kenaikan jabatan akademik
yang diperoleh dengan cara mengikuti seminar dengan bukti sertifikat. Berhubung
ada pandemi, maka semua seminar tatap muka dibatalkan. Keadaan tersebut mengakibatkan
2 dampak. Yang pertama, dosen tidak bisa mendapatkan sertikat sehingga akan
kesulitan naik jabatan akademik dan yang kedua dampak pada Prof. Eko sendiri,
yaitu kehilangan pemasukan. Kok bisa ya, prof.? Ternyata pemasukan yang
diperoleh Prof. Eko dari seminar, workshop, lokakarya, konsultasi dan sebagainya adalah sebesar 70 persen.
Ternyata yang mengikuti seminar online beliau di
YouTube 80 persen adalah mereka yang pernah membeli buku-buku karya beliau
sejak tahun 1998. Kilas balik awal beliau menulis buku diungkapkannya karena
disuruh mahasiswa, karena ada krisis ekonomi tahun 1998. Krisis tersebut berdampak
pada ketidaksanggupan mahasiswa S2 membeli buku dalam mata uang Dollar.
Akhirnya beliau membuat buku dan yang pertama terbit adalah RINGKASAN dari 50
buku bahasa Inggris yang dipinjamnya dari perpustakaan guna meringankan beban
mahasiswa yang beliau ajar pada saat itu. Buku tersebut berjudul Manajemen
Sisten dan Teknologi Informasi. Diterbitkan oleh Elex Media Komputindo.
Ternyata buku tersebut kemudian menjadi best seller. Hal inilah yang kemudian
mengubah hobby Prof. Eko yang tadinya ketagihan mengajar menjadi ketagihan
menulis. Menurut beliau, dulu ia spesialis menulis bunga rampai. Setiap ada
satu hal yang menarik perhatian beliau jelaskan dalam satu halaman ringkas. Sebelum
tidur menulis satu halaman. Sama seperti yang Om Jay lakukan menulis di blog.
Jika satu
malam kita rutin menulis satu halaman, maka dalam tiga bulan akan ada sekitar seratus
halaman. Artinya dalam waktu tiga bulan kita sudah bisa menerbitkan satu buah
buku. Sebagai motivasi buat kami semua, Prof. Eko menyampaikan bahwa sekarang beliau
sudah menulis lebih dari 75 buku yang sudah diterbitkan dan ratusan artikel.
Pada era milenium, kebanyakan beliau membagikan buku dan tulisan secara gratis,
yang bisa didownload free di mana-mana, seperti di situs academia, di situs
eko.id, dan lain-lain.
Waah…Prof.
Eko benar-benar mengagumkan. Semangat saya untuk menulis malam ini semakin terbakar.
Saya harus bisa menulis satu malam satu halaman, seperti yang diungkapkan tadi
oleh beliau. Tapi bagaimana bisa ya saya menulis satu buku dalam satu minggu? Apa
saya tidak puyeng terus berada di depan laptop mengetik huruf demi huruf? Yang
pasti saya akan bosan. Tiga bulan saja saya masih mikir untuk kerja keras
menuntaskannya, apalagi seminggu? Pasti ada trik jitunya!
Pertanyaan
yang sama juga diungkapkan oleh Isminatun dari Sukoharjo, “Bagaimana caranya
menulis buku dalam seminggu?” Caranya mudah. Menurut Prof. Eko, kita harus
mendisrupsi diri sendiri. Disrupsi diri sendiri itu apa ya? Kok saya baru
dengar istilah tersebut. Yaa…mungkin karena selama ini saya kurang baca. Ditengah
kebingungan saya memikirkan arti disrupsi, Prof. Eko kemudian mengarahkan kami
untuk membuka EKOJI CHANNEL. Segera kursor saya arahkan pada tab baru, menuju
EKOJI CHANNEL dan taraa…langsung SUBSCRIBE hehehe.
Eitss…tunggu
dulu. Bukan cuma subscribe aja ya! Harus melihat presentasi Prof. Eko semenjak
tanggal 20 Maret 2020 yang lalu. Kami diminta untuk memilih salah satu yang
paling menarik perhatian (relative siih), “anda SUKA dan KUASAI” ujar Prof. Eko
memberi penekanan. Oke siap, prof.! Eiits…masih ada lagi! Prof. Eko memberi
kami waktu satu minggu untuk menjawab pertanyaan sederhana mengenai topik yang
dibahas, yaitu 5W1H. Beliau kemudian memberikan contoh. Misalnya judulnya
DIGITAL MINDSET. Maka kami harus menjawab pertanyaan dalam bentuk tulisan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan digital mindset?
2. Mengapa digital mindset diperlukan?
3. Siapa yang harus berubah mindsetnya?
4. Dimana digital mindset harus diterapkan?
5. Kapan digital mindset diterapkan?
6. Bagaimana cara menerapkannya?
Tugas tersebut
harus kami jawab satu hari satu pertanyaan. Dalam enam hari sudah harus tuntas,
sehingga pada hari ketujuh sudah disetor kepada beliau. By the way, kok saya
berasa jadi mahasiswa lagi ya…hehehe.
Tenang…menurut Prof. Eko kami tidak harus banyak mikir, karena semuanya
sudah dipaparkan dalam presentasi. Tinggal kami bahasakan saja sesuai apa yang
kami pahami.
Beliau juga
menjelaskan bahwa dalam menulis kita tidak harus selalu berpatokan pada 5W1H.
Konsep 5W1H hanya digunakan untuk penulis awal yang ingin belajar menulis. Karena
sifatnya deskriptif, tapi sangat filosofis. Setiap isu apapun, secara filsafat harus
dapat dijelaskan dalam 5W1H. Jika sudah terbiasa menulis deskriptif, barulah
mulai menulis yang sifatnya: eksploratif, komparatif, argumentatif, persuasif,
dan lain sebagainya. Musuh menulis adalah diri sendiri. Motivasi hanya dapat dibangun
dari dalam diri sendiri. Oleh karena itu sekali lagi Prof. Eko menekankan,
pilihlah sesuatu yang anda SUKAI dan KUASAI. Kalau sudah terbiasa dengan 5W1H,
lainnya akan menjadi mudah. Hal ini didasarkan pada pengalaman beliau sendiri.
Tiba-tiba disela
pemaparan materi Prof. Eko mengajukan tawaran kepada kami para peserta belajar
menulis. Dihari ketujuh beliau akan menambahkan beberapa hal disana sini pada
tulisan beliau. Kemudian akan langsung diterbitkan dengan e-ISBN resmi dari
perusahaan publikasi beliau di Yogyakarta yaitu CV PREINEXUS yang bermitra dengan
penerbit lama Graha Ilmu. Beliau juga menawarkan kepada kami untuk jadi penulis
pertamanya, beliau penulis kedua. Kalau ternyata e-bukunya laku (jual di situs
EKOJI CHANNEL dengan harga murah meriah, yang penting banyak yang beli), dan
agar lebih menarik motivasi kami beliau kemudian menambahkan bahwa semua royalty
jadi milik kami. Kalau ternyata banyak yang laku, kita terbitkan versi kedua
dalam bentuk fisik sehingga dapat ISBN. Bagaimana, tertarikkkk? Tawar Prof. Eko kepada kami. “Saya mau lelang judulnya
malam ini…” ujar beliau. Mr. BamS, selaku moderator diminta untuk memimpin
lelang. Jika terdapat 3 judul yang sama, menurut beliau lebih baik. Jadi pengarangnya
4 orang plus Prof. Eko. Rejeki dibagi tiga penulis…tawar beliau lagi. Waduuuuh…mau
dong ikutan prof. Sudah gratis, bisa dapat rejeki lagi. Ayo..teman-teman,
semangat…siapa lagi yang mau?
Ketika
ditanya lebih enak mana antara jadi penulis atau YouTuber (Ridwan Nurhadi)? Beliau
menjawab, kombinasi keduanya. Jika Sabtu Minggu beliau menulis, sementara di
hari lain beliau jadi YouTuber. Menurut Prof. Eko buku dan YouTube adalah
MARKETING BROCHURE atau MARKETING TOOLS. Karena orang mengenal kita, baru
mereka mengundang kita untuk bicara di acara mereka. Dari situlah kemudian
beliau menghidupi keluarganya hingga saat ini. Pertanyaan berikutnya dari
Bambang Purwanto (Bandung), Apa yang menjadi modal utama Prof. sehingga menjadi
kekuatan bagi guru yang mau belajar menulis
untuk terus bisa menulis seperti prof. lakukan? Prof. Eko menjawab,
bahwa waktu kecil ia bercita-cita ingin keliling Indonesia melihat keindahan
kotanya dengan gratis. Setelah jadi penulis, tiba-tiba undangan seminar kesana
sini menggila. Akhirnya tahun 1998 sampai 2003 beliau sudah berkunjung ke 27
provinsi Ketika itu. Cita-citanya kemudian berubah, ingin keliling dunia,
dibayarin orang lain. Maka mulailah beliau mengunggah tulisan serta powerpoint
(biasanya dalam bahasa Inggris) ke internet.
Walhasil, beliau malah dapat undangan dari luar negeri. Sejak saat
itulah ia mulai keliling dunia hingga saat ini sudah mencaapai 73 negara. Beliau
mengatakan motivasi beliau keliling dunia adalah ingin melihat keindahan
ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Masih lebih dari 100 negara yang ingin beliau
kunjungi, itulah sebabnya hingga kini ia tetap menulis dan jadi YouTuber.
Ditanya apa tipsnya
hingga bisa menulis 1 buku dalam satu minggu, beliau menjawab agar kami tidak
usah banyak baca teorinya. Tetapi ayo langsung terjun bersama beliau, buka EKOJI
CHANNEL, pilih judul, wa beliau secara pribadi, langsung tulis. Seminggu pasti
jadi, langsung dibimbing oleh beliau. Wauww…keren. Beliau juga menyampaikan
bahwa kita boleh membuat cerita yang berbeda-beda dalam satu buku. Misalkan
judulnya DIGITAL MINDSET: Dilihat dari Berbagai Perspektif. Terkait dengan
bagaimana kita mengelola waktu untuk menulis dengan jadwal yang sibuk, Prof.
Eko memberikan tips bahwa jika kita menyenangi apa yang kita lakukan, pasti
waktu dapat kita alokasikan. Semua berawal dari kebiasaan. Misalnya membiasakan
diri untuk menulis sebelum tidur. Dengan menulis, kita akan meninggalkan legacy
untuk anak cucu nanti. Sehingga jika suatu saat mereka mengecek siapa kakek
atau kakek buyutnya, bisa tercatat di internet. Itulah gaya hidup 1.000 tahun
lagi. Ungkap beliau dengan sedikit bercanda.
Dari pertanyaan
yang diajukan oleh Bapak Sius tentang keberlangsungan semua kegiatan yang dilakukan
secara online pasca pandemi, beliau berpendapat bahwa akan ada perubahan
besar-besaran dalam system Pendidikan kita
pasca pandemi. Teknologi akan banyak digunakan dalam pembelajaran. Beliau menambahkan
bahwa keadaan ini sudah beliau prediksi sejak 15 tahun yang lalu. Tapi tidak
menyangka, kita akan belajar e-learning bukan karena memanfaatkan peluang, tapi
karena kita mendapatkan masalah pandemi. Selanjutnya Prof. Eko memberikan kami beberapa
kejutan. Pertama beliau mengirimkan kami 3 buku pertama beliau yang dicetak ulang
Kembali belakangan ini. Beliau meminta kami untuk meneliti ketiga buku tersebut
yang isinya ternyata menjelaskan satu buah gambar/kerangka.
Selanjutnya Prof. Eko memberi penjelasan untuk
jawaban pertanyaan Ibu Sumarni. Menulis adalah cara kita menyampaikan buah
pikiran lewat tulisan. Jadi bagi saya semua tulisan adalah baik, karena
dilakukan dari hati. Ibu pasti punya banyak hal yang ingin diceritakan kepada
orang lain. Tulis saja apa yang ada di kepala kita. Ndak usah takut. Kualitas
menulis itu ditentukan oleh pembacanya. Dan pembaca itu macem-macem. Kualitas
menulis adalah masalah jam terbang. Lama-lama jadi bagus sendiri.... jaman sekarang,
tulisan tidak perlu terkoordinir. Masukin aja ke internet, maka nanti akan
terkoordinir sendiri. Karena dalam dunia maya, berlaku data yang unstructured
dibandingkan dengan structured. Menulis blog seperti yang disampaikan Oom Jay
adalah sangat baik. Saya selain menulis, senang juga bikin puisi dan lagu
kok.... apapun yang ingin saya sharing, saya tulis. Satu-satunya yang perlu
diperhatikan adalah (menurut saya), buatlah tulisan yang tidak membuat orang
lain sedih karena kita menyampaikan hal-hal yang buruk atau jelek.... menulis
hal-hal yang buruk kalau bagi saya mendatangkan energi negatif.... malah akan
mengganggu kehidupan masa kini dan mendatang....
Agar menulis
tetap focus, Prof. Eko memberikan tipsnya agar jangan terlalu lama menulis.
Kecuali kita hendak membuat penelitian atau tulisan dokumenter. Paling lama 100
hari harus sudah jadi. Kalau terlalu lama kita akan kehilangan fokus, dan ilmu
yang mau kita sharing sudah berkembang dan berganti lagi isunya. Pilihlah satu
judul yang lagi trend, bahas dari sisi yang belum pernah terlihat orang lain
atau istilah kerennya ANTI MAINSTREAM. Adapun trik khusus agar kita tidak buntu
ide, ketika ide itu muncul dan sedang menggebu-gebu, tulislah sampai tuntas.
Diakhir pemaparan
materi Prof. Eko berpesan seperti apa yang sering Om Jay sampaikan: tulis aja
dan buktikan apa yang terjadi. Beliau akan menunggu peserta belajar menulis
yang tertarik membuat ringkasan tentang apa yang disampaikan beliau di YouTube
channel…menulis berdua dan langsung terbitkan. Waaoo…benar-benar tantangan yang
cukup berat. Bagaimana teman-teman, kita terima tantangan dari Prof. Eko?
Selamat berjuang dan berkarya.
Beberapa hal
yang dapat kita simpulkan dari pembelajaran malam ini adalah:
1. Pandai-pandailah membaca situasi dan peluang, banyaknyalah
membaca dan belajar dari pengalaman orang-orang sukses sebelum kita.
2. Biasakan menulis satu halaman sebelum tidur. seperti
yang Om Jay lakukan menulis di blog.
3. Gunakan konsep 5W1H untuk penulis awal yang ingin
belajar menulis. Karena sifatnya deskriptif, tapi sangat filosofis. Setiap isu
apapun, secara filsafat harus dapat dijelaskan dalam 5W1H.
4. Pilihlah sesuatu yang anda SUKAI dan KUASAI untuk
di tulis.
5. Cobalah menulis sesuatu yang ANTI MAINSTREAM
berdasarkan keadaan/isu yang lagi trend.
6. Tetap jaga fokus dalam menulis, jangan banyak baca
teorinya. Tetapi ayo langsung tuliskan.
7. Jangan terlalu lama menulis, kecuali kita hendak
membuat penelitian atau tulisan dokumenter
8. Agar tidak mengalami buntu ide, ketika ide itu
muncul dan sedang menggebu-gebu, tulislah sampai tuntas.
Demikian resume
belajar malam ini. Semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima kasih Om Jay, terima kasih Prof. Eko untuk sharing ilmu gratisnya
malam ini. Semoga menjadi ladang amal dan beroleh berkah dari ALLAH SWT.
Aamiin.
Referensi
Waaahhhh keren bgt, Bu.
BalasHapusTulisan bu tere juga keren semua. Saya banyak belajar darimu😄
Hapus